Festival Film Indonesia (FFI) 2010

Festival Film Indonesia (FFI) 2010: The Story

Festival Film Indonesia 2010 memang sudah lewat, namun sebagai pecinta film Indonesia, saya seolah mempunyai sedikit kewajiban untuk menulis tentang Festival Film yang (konon) merupakan ajang penghargaan tertinggi bagi dunia perfilman di Indonesia ini. Bukan bermaksud untuk apa-apa, hanya sebagai record untuk dapat dikenang di blog saya yang menyantumkan Movie sebagai salah satu kategori disamping tiga kategori lainnya.
Sejenak menengok sejarah penyelenggaraannya, FFI kali pertama diselenggarakan pada tahun 1955 dan berlanjut di tahun 1960 dan 1967 (dengan nama Pekan Apresiasi Film Nasional), sebelum akhirnya diselenggarakan secara kontinyu mulai tahun 1973. Namun kontinuitas ini sempat terhenti pada 1992, dimana perfilman Indonesia bisa dibilang sedang mati suri saat itu. Kemudian di era tahun 2000-an dimana perfilman Indonesia disinyalir kembali bangkit dari tidur panjangnya, FFI kembali hadir setelah vakum selama 12 tahun yaitu pada tahun 2004. Sejak saat itulah FFI selalu hadir (berusaha) memberikan penghargaan terbaik bagi film dan sineas Indonesia.
Seolah menemui batu sandungan di tengah perjalanan dalam kembalinya, muncul sebuah drama kontroversi di penyelenggaraan FFI yang ke-3 setelah kebangkitannya itu, dimana timbul protes besar-besaran menolak secara tegas keputusan Juri FFI 2006 dari seluruh sineas yang pernah menerima penghargaan Piala Citra sebelumnya dengan mengembalikan piala yang telah diraihnya tersebut. Hal ini lantaran juri memutuskan Ekskul sebagai film terbaik dengan menyabet tiga piala Citra. Ekskul dirasa tidak layak sebagai film terbaik, karena adanya unsur plagiat dan pelanggaran hak cipta dalam ilustrasi musik yang digunakan.
Dan seakan tiada pernah habis, tahun ini FFI kembali menghadapi badai hujatan di penyelenggaraannya yang ke-29. Berawal dari komite FFI 2010 yang mengumumkan 8 Film Indonesia yang lolos seleksi dari 58 judul terdaftar dan akan bertarung dalam 12 nominasi pada 12 Nopember 2010. Keputusan dewan komite kali ini mendapat kecaman dari berbagai kalangan lantaran Sang Pencerah, yang dirasa sebagai film yang layak lolos seleksi komite FFI dan diprediksi akan menang besar tidak ada dalam daftar kedelapan film yang diumumkan. Ditambah dengan protes dari juri yang mempertanyakan keberadaan 8 film tersebut alih-alih 10 hingga 15 film sesuai pedoman FFI.
16 Nopember 2010, komite FFI 2010 mengoreksi keputusannya dengan menambahkan dua film yang lolos seleksi tahap penjurian awal melengkapi kedelapan film yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta, Alangkah Lucunya (Negeri Ini), I Know What You Did on Facebook, 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita, Minggu Pagi di Victoria Park, Hari Untuk Amanda, Cinta 2 Hati, dan Heart-Break.com. Kedua film tambahan itu adalah Red Cobex dan Sehidup (tak) Semati.
Drama kontroversi FFI 2010 pun berlanjut pada saat pembacaan nominasi yang sejatinya dilaksanakan pada 28 November 2010 ditunda hingga 3 Desember 2010 dengan beberapa rentetan kejadian yang semakin menimbulkan kesan tidak profesional pada FFI 2010. Beberapa kejadian tersebut antara lain dipecatnya juri FFI 2010 yang secara “lancang” memasukkan film yang tidak ada dalam daftar 10 film yang lolos seleksi awal komite ke dalam list nominasi, dibentuknya juri baru, mundurnya Niniek L. Karim dari jabatan ketua Komite Festival Film Indonesia, hingga munculnya kembali juri lama seolah partai oposisi yang merilis daftar nominasi yang dibatalkan lengkap dengan pemenangnya jauh lebih awal dari jadwal FFI yang sesungguhnya.
Namun sebelum kekrisuhan pada hari pembatalan pengumuman nominasi itu terjadi, juri lama FFI telah berhasil mengumumkan dua nominasi, yaitu Film Dokumenter Terbaik dan Film Pendek Terbaik sebelum pada akhirnya keseluruhan nominasi hasil kerja keras juri baru FFI 2010 diumumkan pada 3 Desember 2010. Alangkah Lucunya (Negeri Ini) menjadi film yang paling diunggulkan dengan mengantongi 13 nominasi dan mendominasi di hampir seluruh nominasi untuk kategori film panjang, kemudian mengekor di belakangnya 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta yang mendapatkan 11 nominasi, I Know What You Did on Facebook dengan 10 nominasi danMinggu Pagi di Victoria Park sebanyak 7 nominasi.
Seolah sebuah film dengan cerita panjang dan konflik yang belum usai, FFI 2010 kembali memberikan kejutan yang cukup mencengangkan di malam puncak penyelenggaraannya. Dua film yang sebelumnya disebut-sebut akan mendulang kemenangan besar di FFI tahun ini, Minggu Pagi di Victoria Park dan Alangkah Lucunya (Negeri Ini)-yang notabene meraih nominasi terbanyak-tampil seolah pecundang di Senin malam itu, 6 Desember 2010. Hal ini lantaran 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta tampil sebagai raja di FFI 2010 dengan memboyong 7 buah piala citra termasuk Film Terbaik dan hanya memberikan tiga piala untuk Alangkah Lucunya (Negeri Ini), serta masing-masing satu piala citra untuk Minggu Pagi di Victoria Park7 Hati 7 Cinta 7 Wanita, dan I Know What You Did on Facebook.
Berikut daftar lengkap pemenang piala citra Festival Film Indonesia 2010 lengkap dengan para nominatornya:
Film Cerita Panjang Terbaik:
3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta (PT. Mizan Productions)
7 Hati 7 Cinta 7 Wanita (MNC Pictures)
Alangkah Lucunya (Negeri Ini) (PT. Demi Gisela Citra Sinema)
I Know What You Did On Facebook (Digital Film Maker & Sisterbros Nationtainment)
Minggu Pagi di Victoria Park (Pic[k]lock Production)


3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta sebagai Film Terbaik FFI 2010 (Foto: VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis)

Pemeran Utama Pria Terbaik:
Edo Borne (I Know What You Did On Facebook)
Lukman Sardi (Red Cobex)
Oka Antara (Hari Untuk Amanda)
Reza Rahardian (3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta)
Reza Rahardian (Alangkah Lucunya (Negeri Ini))

Reza Rahardian (3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta), Pemeran Utama Pria Terbaik (Foto: VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis)
 Pemeran Utama Wanita Terbaik:
Fanny Fabriana (Hari Untuk Amanda)
Jajang C. Noer (7 Hati 7 Cinta 7 Wanita)
Titi Sjuman (Minggu Pagi di Victoria Park)
Laura Basuki (3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta)
Tika Bravani (Alangkah Lucunya (Negeri Ini))

Laura Basuki (3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta), Pemeran Utama Wanita Terbaik (Foto: VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis)
Penyutradaraan Terbaik:
Angga Dwimas Sasongko (Hari Untuk Amanda)
Awi Suryadi (I Know What You Did On Facebook)
Benni Setiawan (3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta)
Deddy Mizwar (Alangkah Lucunya (Negeri Ini))
Lola Amaria (Minggu Pagi di Victoria Park)


Beni Setiawan (3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta), Penyutradaraan Terbaik (Foto: VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis)

Pemeran Pendukung Pria Terbaik:
Rasyid Karim (3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta)
Tio Pakusadewo (Alangkah Lucunya (Negeri Ini))
Jaja Mihardja (Alangkah Lucunya Negeri Ini)
Dedy Mizwar (Cinta 2 Hati)
Asrul Dahlan (Alangkah Lucunya Negeri Ini)
Pemeran Pendukung Wanita Terbaik:
Ella Hamid (Minggu Pagi di Victoria Park)
Happy Salma (7  Hati 7 Cinta 7 Wanita)
Henidar Amroe (3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta)
Intan Kieflie (7 Hati 7 Cinta 7 Wanita)
Kimmy Jayanti (I Know What You Did On Facebook)
Penulis Skenario Terbaik:
Alberthiene Endah (I Know What You Did On Facebook)
Benni Setiawan (3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta)  Skenario Cerita Adaptasi Terbaik
Musfar Yasin (Alangkah Lucunya (Negeri Ini)) Skenario Cerita  Asli Terbaik
Robby Ertanto Soediskam (7 Hati 7 Cinta 7 Wanita)
Salman Aristo, Ginanti S. Noer (Hari Untuk Amanda)
Titien Wattimena (Minggu Pagi di Victoria Park)
Tata Sinematografi Terbaik:
Roby Herby (I Know What You Did On Facebook)
Roy Lolang (3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta)
Suadu Utama (Heart-Break.Com)
Yadi Sugandi (Minggu Pagi di Victoria Park)
Yudi Datau (Alangkah Lucunya (Negeri Ini))
Tata Artistik Terbaik:
Anes (Cinta 2 Hati)
Djulfikar Thaib (Hari Untuk Amanda)
Goetheng Iku Ahkin (Alangkah Lucunya (Negeri Ini))
Oscar Firdaus (3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta)
Windu Arifin (I Know What You Did On Facebook)
Penyuntingan Terbaik:
Aline Jusria (Minggu Pagi di Victoria Park)
Andhy Pulung (Hari Untuk Amanda)
Ramantyo Wicaksono (I Know What You Did On Facebook)
Tito Kurnianto (Alangkah Lucunya (Negeri Ini))
Wawan I. Wibowo (Red Cobex)
Tata Suara Terbaik:
Adiatyawan Susanto & Novi Dwi R Nugroho (Alangkah Lucunya (Negeri Ini))
Adityawan Susanto & Djoko Setiadi (Hari Untuk Amanda)
Hadi Ilfat & Satrio Budioni (3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta)
Khikmawan Santosa (I Know What You Did On Facebook)
Khikmawan Santosa (Heart-Break.Com)
Tata Musik Terbaik:
Andhika Triyadi (Hari Untuk Amanda)
Ian Antono & Thoersi Argeswara (Alangkah Lucunya (Negeri ini))
Nathanael (7 hati 7 Cinta 7 Wanita)
Ricky Lionardi (I Know What You Did On Facebook)
Thoersi Argeswara (3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta).
Film Dokumenter Terbaik:
Beasiswa Ala Bajo (Metro TV)
Cahaya Air Air Batanguru (Rumah Ide)
Radio Rimba Raya (Kancamara)
Serupa Tapi Tak Sama (Rumah Ide)
Hari-Hari Terakhir Bung Karno (Avisarti Film)
Film Pendek Terbaik:
Angin (FFTV IKJ)
Kelas 5000an (J.A Production)
Marni (Harimau Film Workshop)
Sang Penggoda (FFTV IKJ)
Timun Mas (Individual)
Lifetime Achievement Award :
(Almh) Tuti Indra Malaon


Anak Tuti Indra Malaon mewakili almarhumah ibunya menerima penghargaan Life Time Achievement (Foto: VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis)


Terlepas dari semua kontroversi yang membayangi penyelenggaraannya tahun ini, FFI 2010 ternyata berhasil mencatat sebuah rekor baru yaitu bahwa 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta yang berhasil memboyong 5 piala dari 6 Piala Citra Utama yaitu Film Terbaik, Penyutradaraan Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik setelah menggeser kedudukan Ibunda pada FFI 1986 dan Arisan! di tahun 2004 yang masing-masing memenangkan 4 piala dari 6 Piala Citra Utama. Dan akhirnya, semoga kedepannya Festival Film Indonesia bisa lebih baik dalam memberikan apresiasi untuk perfilman Indonesia. Sampai Jumpa di Festival Film Indonesia 2011.
http://ardnas20.wordpress.com/2010/12/29/festival-film-indonesia-ffi-2010-the-story/
share

0 komentar

Leave a Reply

Kalamates2013 Kalamates Lirik Musik Lagu KalamoaBand Copyright 2009 Simplex Celebs All rights reserved Designed by SimplexDesign